SuaraBogani.com__KOTAMOBAGU…Di sudut selatan Kota Kotamobagu, tepatnya di perbukitan Mobalang, Poyowa Besar, tersimpan surga kecil yang belum banyak dikenal: Samudra Awan Bukit Mobalang. Ketika pagi masih malu-malu membuka tirai cahaya, dan embun masih setia menyelimuti dedaunan, keajaiban alam pun muncul — hamparan awan putih menari di antara lembah dan perbukitan, menciptakan lautan kapas yang membelai kaki langit.
Fenomena ini dikenal sebagai Samudra Awan, sebuah peristiwa alam langka di mana kumpulan awan terbentuk rendah, membentang luas dan menciptakan ilusi seperti laut putih yang mengapung. Jika disaksikan dari ketinggian, pemandangan ini menjelma menjadi momen spiritual, sebuah pagi yang tak sekedar indah, tapi juga menyentuh relung batin.
Terletak hanya sekitar 10–15 menit perjalanan dari pusat Kota Kotamobagu, Bukit Mobalang bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun, perjalanan tidak berhenti sampai di situ. Pengunjung masih harus melanjutkan dengan trekking ringan sejauh 20 – 30 menit melewati jalan setapak di tengah perkebun milik warga. Jalan ini, meski menantang dengan tanjakan curam dan tikungan tajam, justru menjadi pemanasan bagi petualangan yang akan datang.
Meski tergolong mudah dijangkau, tempat ini belum menjadi destinasi umum bagi wisatawan lokal. Samudra Awan Bukit Mobalang masih menjadi rahasia kecil para petani dan pejalan sunyi. Keheningan, udara sejuk, dan pemandangan luar biasa menjadikannya sebagai pelarian sempurna dari riuhnya kota. Waktu terbaik untuk menikmati panorama ini adalah pukul 05.00 hingga 08.00 WITA, terutama di musim kemarau antara Juli hingga Oktober, saat langit cerah dan awan menggumpal di lembah.
Salah satu komunitas penikmat alam yang rutin menyambangi tempat ini adalah Singgolong Explorer, komunitas kecil pencinta alam yang menjadikan Mobalang sebagai tempat “menutup pekan” dari penatnya rutinitas. Salah satu anggotanya, Koko Potabuga atau akrab disapa Eko,,,Bahkan mengaku sering datang sendirian. Ia mengincar momen langka: kehadiran kawanan macaca, primata endemik Sulawesi, yang sesekali muncul meramaikan suasana di pagi hari.
“Macaca itu unik. Walau dianggap hama oleh petani, mereka bagian dari lanskap alami Mobalang. Sayang belum sempat saya abadikan dengan kamera,” kata Eko sambil tersenyum”
Sementara itu, Acil Taulama, anggota Singgolong lainnya, lebih tertarik pada keberadaan burung rangkong atau julang sulawesi. Dengan suara khasnya yang menggema di antara pepohonan, rangkong menjadi simbol kehidupan liar yang masih terjaga.
“Kami tahu di mana sarangnya dan jam berapa biasanya dia muncul. Tapi kami sengaja merahasiakan tempat ini karena kekhawatiran akan dampak negatif dari kunjungan massal, seperti sampah dan terganggunya satwa liar,” tutur Acil penuh harap..
Mobalang menawarkan lebih dari sekadar keindahan visual. Ia adalah pengalaman spiritual, ruang kontemplatif yang mengajak setiap pengunjung merenung di tengah sunyi. Sayangnya, tempat ini belum dikelola sebagai destinasi wisata resmi. Belum ada tiket masuk, fasilitas warung kopi, tempat duduk, maupun area parkir. Semuanya masih serba alami dan apa adanya.
Namun justru di sanalah letak kekuatannya. Keaslian Mobalang adalah daya tarik utama. Tapi keindahan ini perlu dilindungi. Acil dan komunitas Singgolong menggarisbawahi pentingnya edukasi lingkungan bagi setiap pengunjung.
“Datanglah,,,,!!!,,,Abadikan Momen..bawa pulang dan tinggalkan hanya jejak serta rindu untuk kembali…. Jangan sisakan sampah. Jangan ganggu satwa. Bawa pulang hanya pengalaman, bukan kerusakan,” tegasnya…
Bagi yang ingin menjajal pengalaman ini,komonitas Singgolong memberikan beberapa tips yang perlu disiapkan :
- Datang sebelum matahari terbit agar tidak kehilangan momen puncak Samudra Awan.
- Gunakan jaket hangat, karena udara pagi sangat dingin.
- Bawa minuman hangat atau peralatan masak portable jika ingin lebih santai.
- Bawa Peralatan berupa Tenda jika ingin bermalam.
- Pastikan kondisi kendaraan prima, terutama sistem rem, karena tanjakan dan turunan yang ekstrem bisa berbahaya.
- Isi penuh baterai kamera atau ponsel, karena Anda akan menyesal jika melewatkan satu sudut pun dari keindahan ini.
Mobalang, dengan segala keindahannya, menyimpan potensi besar sebagai salah satu destinasi unggulan di Sulawesi Utara, khususnya di Bolaang Mongondow Raya….
Samudra Awan Bukit Mobalang bukan hanya tempat yang indah untuk swafoto, melainkan simbol harapan — bahwa alam bisa tetap lestari di tengah geliat pembangunan. Bahwa kedamaian masih bisa ditemui, asal kita mau sedikit mendaki dan menyapa pagi di atas awan.
Bagi Mereka yang sudah Pernah Berkunjung Mobalang bukan hanya sekadar destinasi, Ia adalah pelajaran, Tentang kesederhanaan, keseimbangan, dan betapa indahnya hidup yang bersahabat dengan alam. Maka DATANGLAH..!!!!,,,Bawa pulang cerita, dan biarkan Mobalang tetap jadi surga kecil yang indah di ujung Selatan Kotamobagu..,**Singgolong Explorer